Minggu, 30 Agustus 2009

Cba Selesaikan Soal ini!!!!!

1. Sebuah pipa panjang memiliki 3 penampang yang memiliki luas 5 m2, 10 m2, dan 20 m2. Jika kelajuan air di bagian 1 adalah 5 m/s. Tentukanlah volume air yang melalui bagian 2 dan 3 per menit ?


2. Sebuah fluida dengan kecepatan 20 m/s melalui pipa yang diameternya 10 cm. Berapa kecepatan aliran fluida tersebut setelah masuk ke dalam pipa yang diameternya 5 cm ?

Kamis, 06 Agustus 2009

Presasti Kerajaan Tarumanegara

  1. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor
  2. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
  3. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.
  4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
  5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
  6. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
  7. Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor

Prasasti Pasir Muara

Di Bogor, prasasti ditemukan di Pasir Muara, di tepi sawah, tidak jauh dari prasasti Telapak Gajah peninggalan Purnawarman. Prasasti itu kini tak berada ditempat asalnya. Dalam prasasti itu dituliskan : ini sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i kawihaji panyca pasagi marsa-n desa barpulihkan haji su-nda.” Terjemahannya menurut Bosch: Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada raja Sunda.” Karena angka tahunnya bercorak "sangkala" yang mengikuti ketentuan "angkanam vamato gatih" (angka dibaca dari kanan), maka prasasti tersebut dibuat dalam tahun 458 Saka atau 536 Masehi.

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun ditemukan pada aliran Ciaruteun, seratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Cisadane; namun pada tahun 1981 diangkat dan diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa, berbahasa Sansekerta. Isinya adalah puisi empat baris, yang berbunyi: “vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam.” Terjemahannya menurut Vogel: “Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara.” Selain itu, ada pula gambar sepasang "pandatala" (jejak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan &mdash& fungsinya seperti "tanda tangan" pada zaman sekarang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung itu menunjukkan bahwa daerah itu termasuk kawasan kekuasaannya. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara parwa II, sarga 3, halaman 161, di antara bawahan Tarumanagara pada masa pemerintahan Purnawarman terdapat nama "Rajamandala" (raja daerah) Pasir Muhara.

Prasasti Telapak Gajah

Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang telapak kaki gajah yang diberi keterangan satu baris berbentuk puisi berbunyi: “jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya vibhatidam padadavayam.” Terjemahannya: “Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata kepunyaan penguasa Tarumanagara yang jaya dan berkuasa.” Menurut mitologi Hindu, Airawata adalah nama gajah tunggangan Batara Indra dewa perang dan penguawa Guntur. Menurut Pustaka Parawatwan i Bhumi Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah perang Purnawarman diberi nama Airawata seperti nama gajah tunggangan Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera Kerajaan Tarumanagara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah. Demikian pula mahkota yang dikenakan Purnawarman berukiran sepasang lebah.

Ukiran bendera dan sepasang lebah itu dengan jelas ditatahkan pada prasasti Ciaruteun yang telah memancing perdebatan mengasyikkan di antara para ahli sejarah mengenai makna dan nilai perlambangannya. Ukiran kepala gajah bermahkota teratai ini oleh para ahli diduga sebagai "huruf ikal" yang masih belum terpecahkan bacaaanya sampai sekarang. Demikian pula tentang ukiran sepasang tanda di depan telapak kaki ada yang menduganya sebagai lambang labah-labah, matahari kembar atau kombinasi surya-candra (matahari dan bulan). Keterangan pustaka dari Cirebon tentang bendera Taruma dan ukiran sepasang "bhramara" (lebah) sebagai cap pada mahkota Purnawarman dalam segala "kemudaan" nilainya sebagai sumber sejarah harus diakui kecocokannya dengan lukisan yang terdapat pada prasasti Ciaruteun.

Prasasti Jambu

Di daerah Bogor, masih ada satu lagi prasasti lainnya yaitu prasasti batu peninggalan Tarumanagara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai) Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua baris: “shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam - padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam - bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.” Terjemahannya menurut Vogel: “Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.”

Rabu, 05 Agustus 2009

Selasa, 16 Juni 2009

Graduation day

Wow... Graduation tahun ini, saya dan teman-teman komunitas seminari wacana bhakti mengisi di acara Graduation tahun ini. Pada tahun ini saya juga sangat bangga akan orkestra yang saya pimpin ini. Karena para orkestrawan yang berperan sangat baik bermainnya.
Tapi yang saya kecawakan adalah persiapan dari para panitia yang sangat kurang kalau menurut saya dalam mempersiapkan acara tersebut. Sebab tidak ada konfirmasi terlebih dahulu sebelum menyusun panggung dan tempat untuk orchestra. Selain itu, mereka (para panitia) juga tidak membuat rancangan masing-masing seksi. Dan akhirnya yang terjadi adalah kerja yang harus di buat dengan secepat mungkin dan alhasil, semua yang mereka kerjakan kalau menurut saya kurang memuaskan bagi saya dan juga bagi anak-anak yang mengisi pada waktu acara tersebut.
Tapi tidak adapalah semuanya telah berlalu. Yang terpenting adalah perbaikan yang seharusnya dilakukan oleh setiap panitia dan saran untuk panitia yang selanjutnya agar mengkonfirm dan menyusun semua rencana dalam bentuk teori dahulu. Kemudian barulah dilaksanakan dengan sebaik mungkin sesuai dengan apa yang telah diteorikan sebelumnya.

Kamis, 04 Juni 2009

Budaya Membaca Mulai Terlupakan



Perkembangan jaman pada era globalisasi ini lebih mengacu pada dunia maya yang serba instan dan serba cepat. Hal ini juga didukung dengan perkembangan internet yang semakin lama semakin canggih dan semakin lengkap data-data yang terdapat didalamnya. Semua yang terdapat dalam buku juga terdapat di dalam internet. Oleh karena itu fungsi buku sebagai alat untuk menggali pengetahuan menjadi menurun. Hal tersebut dikarenakan banyaknya orang yang mencari pengetahuan dari sarana internet yang telah tersedia.

Di dalam SMA Kolese Gonzaga ini terdapat suatu perpustakaan yang cukup memadai jumlah bukunya dan cukup nyaman untuk dijadikan sarana membaca. Didalam perpustakaan terdapat 16 ribu buku yang tersedia untuk dipinjam bagi para siswa. Buku-buku tersebut disusun sesuai dengan urutan-urutan yang telah ditata.

Di dalam perpstakaan tersebut juga terdapat 91 bangku dan 13 meja besar untuk para pengunjung. Setiap tahun terdapat banyak buku-buku baru yang masuk ke dalam stok buku perpustakaan tersebut. Buku itu di peroleh dari dana intern yang berasal dari SMA Kolese Gonzaga sendiri dan juga dari sumbangan orang-orang sekitar.

Menurut penuturan Bu Walijah (47 tahun), masih banyak siswa yang mau berkunjung ke perpustakaan tersebut dan meminjam buku dari tahun ke tahun. Yang menjadi salah satu perhatian bagi beliau adalah kebanyakan siswa yang meminjam buku hanya untuk memenuhi kebutuhan tugasnya. Jadi menurut beliau minat baca siswa jaman sekarang (dari tahun ke tahun) kurang. Hal tersebut dikarenakan banyaknya sarana-sarana yang menjadi barang substitusi bagi buku sendiri.

Di lain pihak, buku-buku yang menjadi langganan untuk dipinjam oleh para siswa adalah buku-buku yang memuat mengenai fiksi, psikologi, dan majalah. Banyaknya buku-buku yang keluar dari perpustakaan untuk dipinjami kepada para siswa sekitar 50-60 buku perhari, dan itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi dirinya karena hasil kerjanya tidak sia-sia. Tapi belakangan ini yang menjadi kekecewaannya adalah sedikitnya siswa-siswi dari kelas X yang menghadiri perpustakaan dan yang meminjam buku dari perpustakaan tersebut. Menurutnya hal ini dikarenakan fungsi buku yang mulai menurun karena kalah saing dengan teknologi modern yakni dunia internet (peb).

Rabu, 03 Juni 2009

Pengalaman Study Ekskursi (KOMPAS)

Pada tanggal 3 Juni sampai dengan 5 Juni 2009. SMA Gonzaga mengadakan Study Ekskursi yang merupakan suatu program pendidkan yang sudah terencana sebelumnya. Dalam study ekskursi tersebut, para siswa-siswi Gonzaga membahas mengenai pembuatan koran.
Di hari pertama, kami satu komunitas Gonzaga kelas 1 dan kelas 2 mengikuti suatu program dimana disitu membahas mengenai bahan-bahan atau semacam pengarahan kepada kami.

Tapi menurut saya hal tersebut bukanlah suatu pengarahan, melainkan suatu pemberian pengetahuan yang lebih mendalam mengenai koran dan cara-cara pembuatannya. Dengan diberikannya pengetahuan tersebut, kami dianjurkan untuk membuat suatu koran yang merupakan hasil "originil" buatan kami. Yang mana beritanya merupakan berita terkini mengenai Kolese Gonzaga sendiri. Dan juga boleh kami garap mengenai keadaan lingkungan sekitar.

Dengan mengetahui pengetahuan dasar yang diberikan oleh para mentor. Kami dapat mengetahui proses pembuatannya dan pada hari kedua dan ketiga. Kami semua melakukan pengamatan dan pembuatan koran dengan berbekal pengetahuan yang kami peroleh.

Aduh Susah!!!

Sial... Bikin blog aja susah banget sampai-sampai buat orang-orang sekitar pada BT. Tapi tenang aja yang penting saya sudah bisa bikin blog nah ... sekarang tinggal posting-posting tulisan deh...
hehhehehe...